Menurut riset terbaru, sebuah program besar-besaran teledentistry di Indonesia membantu masyarakat menyikat gigi lebih rutin dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan gigi & mulut. Namun, studi juga memperingatkan: konsultasi digital saja belum cukup untuk menumbuhkan kepercayaan diri pasien dalam merawat kesehatan mulut mereka secara mandiri.
Menteri Kesehatan Indonesia mencatat bahwa dari program pemeriksaan kesehatan publik, penyakit gigi menjadi salah satu masalah kesehatan paling umum di masyarakat. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan publik terbaru, penyakit gigi menempati posisi salah satu masalah kesehatan paling umum di tanah air. Menurut laporan dari Tempo.co, data pemeriksaan menunjukkan bahwa tingkat gangguan kesehatan gigi di Indonesia masih sangat tinggi, mulai dari gigi berlubang, karies, hingga infeksi gusi. Kondisi ini sering kali tidak disadari masyarakat karena banyak orang hanya memeriksakan gigi setelah terasa sakit.
Dalam rangka HKGN 2025 di Indonesia, kampanye memberi perhatian khusus pada kesehatan gusi karena penyakit gusi disebut sebagai masalah terbesar kedua setelah gigi berlubang — dan sering dianggap “silent killer” karena gejalanya hampir tidak terasa di tahap awal.
Hasil skrining nasional menunjukkan bahwa sekitar 93% anak-anak di Indonesia mengalami kondisi kesehatan gigi yang buruk. Fakta ini menegaskan bahwa masalah gigi di kalangan anak-anak merupakan persoalan serius yang perlu segera ditangani.
Beberapa fakultas kedokteran gigi dan rumah sakit gigi/mulut melakukan pelayanan pemeriksaan gratis dan edukasi kesehatan gigi/gusi di daerah‐daerah terpencil seperti Aceh, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua. Tema “Cek Gigi dan Gusi: Bebas Biaya, Bebas Cemas, Bebas Ribet” diusung untuk mengubah citra bahwa perawatan gigi itu sulit dijangkau atau mahal.